Wednesday 13 March 2013

Apa Itu Doujinshi?

Arti Doujinshi awalnya digunakan untuk karya sastra seperti novel, puisi, dan Essay. Arti ini mulai berubah pada pertengahan tahun 190an, sejak media Manga mulai diakui sebagai karya seni. Kini doujinshi memiliki arti karya yang dibuat oleh penggemar, umumnya dicetak oleh percetakan amatir, dengan hasil cetakan murahan. dojinshi yang paling umum adalah berupa manga, tapi belakangan telah berkembang sehingga muncul juga cerpen, Game, dan Anime doujinshi. Selain itu, doujinshi juga berbentuk kumpulan kisah, review, opini, kalender, CD musik, kumpulan artwork, kartu, tempat pensil, dan sebagainya.


Doujinshi umumnya dibuat berdasarkan game, anime, dan manga, meskipun ada juga yang dibuat berdasarkan penyanyi, grup J-rock, J-pop, film, buku dan pertunjukan TV.


Doujinshi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
  • Parodi: Karya doujinshi yang mengambil esensi dari karya yang terkenal atau karya yang sudah ada, dan meniru gaya dari karya itu secara komedi.
  • Homage: Membuat karya baru yang mirip ceritanya dengan karya tertentu, dimana karya baru itu dibuat dengan berdasar rasa hormat pada kara tertentu tersebut.
  • Original: Karya buatan sendiri berdasarkan pemikiran penggambarnya, dengan tidak mengutip dari karya lain.

Dari jenis-jenis doujinshi di atas, original merupakan yang paling sulit karena merupakan bentuk pembuktian kemampuan komikus tersebut dalam membuat karyanya sendiri. Para komikus besar juga ada yang memulai karirnya dengan membuat doujinshi, misalnya CLAMP (X, Cardcaptor Sakura, Chobit, dll), Satoshi Urushihara (Langriser), Kazua Minekura (Gensomaden Saiyuki). Para komikus yang membuat doujinshi disebut doujinshika. Umumnya mereka bergabung ke dalam doujinshi circle (fansgroup) tertentu dan menerbitkan hasil karyanya di bawah bendera circle tersebut. T.A.K.U Foundation akan membentuk Doujinshi circle sendiri yang diberi nama T.A.K.U Circle. Sekarang baru ada 7 orang doujinshika yang tergabung. Termasuk Taku sendiri dari T.A.K.U corporation. Karya para doujinshika kemudian dijual pada saat pameran-pameran khusus untuk Doujinshi. Pameran terbesar adalah Comiket (Comic Market, yang baru-baru ini didiskusikan di T.A.K.U Society) yang diadakan setahun dua kali di Aiake Big Sight, Tokyo International Center. T.A.K.U corporation pernah menjual doujinshi original yang berjudul PARADISE: War of Holy land pada Comiket di bulan Februari 2009 di bawah bendera Nicomi's circle. Namun sayang, hanya terjual 16 jilid dari 20 jilid......T_T


Doujinshi pada umumnya berupa karya hentai maupun Yaoi, mungkin karena karya seperti itu lebih menjual daripada karya lainnya dan proses pembuatannya akan lebih enjoy. Mungkin hal itulah yang menyebabkan karya kami tak laku....T_T'. Selain jenis itu, banyak juga doujinshi layak baca yang berjeniskisah komedi, romantis dan juga drama. Doujinshi-doujinshi tersebut terkadang memiliki kualitas cerita yang sangat bagus dan memberi dukungan yang baik untuk lebih mempopulerkan karya aslinya.


Doujinshi juga sering diidentikkan dengan karya amatir dan produk murahan, yang dijual dalam jumlah sedikit. Sebelum dijual di comic market atau pameran dojinshi lainnya karya-karya mereka juga sering dimuat di website-website circle mereka untuk iklan dan penjualan lewat internet. Walaudemikian, doujinshi juga pernah membuat gebrakan di Jepang. Ketika salah satu circle game doujinshi membuat game berjudul"Tsukihime" yang ternyata laku keras. Ini dikarenakan kualitas cerita dan gambarnya yang bagus dan menimbulkan fenomena tersendiri di Jepang dengan makin kuatnya keyakinan bahwa untuk menghasilkan karya yang berkualitas, tak perlu pembuat game besar yang terkenal. Circle doujinshipun yang akan kami buat mampu untuk menghasilkan game yang menghebohkan. Saking terkenalnya, versi anime Tsukihime dibat. Disiarkan hari kamis tengah malam/ Jum'at pagi jam 00:30 di BS-i sebanyak 12 episode pada tahun 2003 lalu.


Yang bisa kita ambil manfaatnya dari doujinshi adalah menjadi salah satu cara untuk mengekpresikan daya imajinasi komikus yang masih belajar dan ingin mengembangkan kemampuannya, ataupun mangaka profesional yang ingin menerbitkan karya yang bebas dari kalangan pemikiran redaksi komik. Bila saja para Otaku Indonesia juga menggalakkan pembuatan doujinshi (saat ini bisa dibilang masih sedikit komik underground Indonesia yang ada) dan mengadakan acara sejenis Comiket dengan dukungan dari penerbit-penerbit besar. bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia juga akan memiliki mangaka-mangaka besar dengan karya-karya yang tidak kalah menariknya dari manga buatan Jepang.




Source: Shonen Magz and other Source.

No comments:

Post a Comment

Text Widget

Get This Gadget

Recent Posts