Arti Doujinshi awalnya digunakan untuk karya sastra seperti novel,
puisi, dan Essay. Arti ini mulai berubah pada pertengahan tahun 190an,
sejak media Manga mulai diakui sebagai karya seni. Kini doujinshi
memiliki arti karya yang dibuat oleh penggemar, umumnya dicetak oleh
percetakan amatir, dengan hasil cetakan murahan. dojinshi yang paling
umum adalah berupa manga, tapi belakangan telah berkembang sehingga
muncul juga cerpen, Game, dan Anime doujinshi. Selain itu, doujinshi
juga berbentuk kumpulan kisah, review, opini, kalender, CD musik,
kumpulan artwork, kartu, tempat pensil, dan sebagainya.
Doujinshi
umumnya dibuat berdasarkan game, anime, dan manga, meskipun ada juga
yang dibuat berdasarkan penyanyi, grup J-rock, J-pop, film, buku dan
pertunjukan TV.
Doujinshi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Parodi: Karya doujinshi yang mengambil esensi dari karya yang terkenal atau karya yang sudah ada, dan meniru gaya dari karya itu secara komedi.
- Homage: Membuat karya baru yang mirip ceritanya dengan karya tertentu, dimana karya baru itu dibuat dengan berdasar rasa hormat pada kara tertentu tersebut.
- Original: Karya buatan sendiri berdasarkan pemikiran penggambarnya, dengan tidak mengutip dari karya lain.
Dari jenis-jenis doujinshi di atas, original merupakan yang paling sulit karena merupakan bentuk pembuktian kemampuan komikus tersebut dalam membuat karyanya sendiri. Para komikus besar juga ada yang memulai karirnya dengan membuat doujinshi, misalnya CLAMP (X, Cardcaptor Sakura, Chobit, dll), Satoshi Urushihara (Langriser), Kazua Minekura (Gensomaden Saiyuki). Para komikus yang membuat doujinshi disebut doujinshika. Umumnya mereka bergabung ke dalam doujinshi circle (fansgroup) tertentu dan menerbitkan hasil karyanya di bawah bendera circle tersebut. T.A.K.U Foundation akan membentuk Doujinshi circle sendiri yang diberi nama T.A.K.U Circle. Sekarang baru ada 7 orang doujinshika yang tergabung. Termasuk Taku sendiri dari T.A.K.U corporation. Karya para doujinshika kemudian dijual pada saat pameran-pameran khusus untuk Doujinshi. Pameran terbesar adalah Comiket (Comic Market, yang baru-baru ini didiskusikan di T.A.K.U Society) yang diadakan setahun dua kali di Aiake Big Sight, Tokyo International Center. T.A.K.U corporation pernah menjual doujinshi original yang berjudul PARADISE: War of Holy land pada Comiket di bulan Februari 2009 di bawah bendera Nicomi's circle. Namun sayang, hanya terjual 16 jilid dari 20 jilid......T_T
Doujinshi
pada umumnya berupa karya hentai maupun Yaoi, mungkin karena karya
seperti itu lebih menjual daripada karya lainnya dan proses pembuatannya
akan lebih enjoy. Mungkin hal itulah yang menyebabkan karya kami tak
laku....T_T'. Selain jenis itu, banyak juga doujinshi layak baca yang
berjeniskisah komedi, romantis dan juga drama. Doujinshi-doujinshi
tersebut terkadang memiliki kualitas cerita yang sangat bagus dan
memberi dukungan yang baik untuk lebih mempopulerkan karya aslinya.
Doujinshi
juga sering diidentikkan dengan karya amatir dan produk murahan, yang
dijual dalam jumlah sedikit. Sebelum dijual di comic market atau pameran
dojinshi lainnya karya-karya mereka juga sering dimuat di
website-website circle mereka untuk iklan dan penjualan lewat internet.
Walaudemikian, doujinshi juga pernah membuat gebrakan di Jepang. Ketika
salah satu circle game doujinshi membuat game berjudul"Tsukihime" yang
ternyata laku keras. Ini dikarenakan kualitas cerita dan gambarnya yang
bagus dan menimbulkan fenomena tersendiri di Jepang dengan makin kuatnya
keyakinan bahwa untuk menghasilkan karya yang berkualitas, tak perlu
pembuat game besar yang terkenal. Circle doujinshipun yang akan kami
buat mampu untuk menghasilkan game yang menghebohkan. Saking
terkenalnya, versi anime Tsukihime dibat. Disiarkan hari kamis tengah
malam/ Jum'at pagi jam 00:30 di BS-i sebanyak 12 episode pada tahun 2003
lalu.
Yang bisa kita
ambil manfaatnya dari doujinshi adalah menjadi salah satu cara untuk
mengekpresikan daya imajinasi komikus yang masih belajar dan ingin
mengembangkan kemampuannya, ataupun mangaka profesional yang ingin
menerbitkan karya yang bebas dari kalangan pemikiran redaksi komik. Bila
saja para Otaku Indonesia juga menggalakkan pembuatan doujinshi (saat
ini bisa dibilang masih sedikit komik underground Indonesia yang ada)
dan mengadakan acara sejenis Comiket dengan dukungan dari
penerbit-penerbit besar. bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia
juga akan memiliki mangaka-mangaka besar dengan karya-karya yang tidak
kalah menariknya dari manga buatan Jepang.
Source: Shonen Magz and other Source.
No comments:
Post a Comment