Saturday, 9 February 2013

KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA


 Kebudayaan Jawa, Kepercayaan Masyarakat Jawa

Falsafah kebudayaan jawa yaitu keselarasan, keserasian, dan keseimbangan karena pada dasarnya ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain. Ketiga unsur tersebut akan selalu melekat sepanjang sejarah kehidupan manusia karena kebudayaan ini selalu mengakar sejak dulu di kehidupan masyarakat jawa. Hal itu bisa terjadi karena ketiga unsur tersebut bersifat fleksibel, yang artinya mudah menyatu dengan kehidupan manusia .
 Salah satu contoh kebudayaan masyarakat jawa adalah masyarakat asli jawa, mempercayai adanya kehidupan yang tak kasat mata, selain kehidupan manusia, hal ini terjadi karena kebudayaan asli Jawa yang bersifat transendental lebih cenderung pada paham animisme dan dinamisme. Masyarakat jawa mempercayai adanya suatu kekuatan ghaib, yang dapat membantu mereka. Hal ini bisa di buktikan dari peninggalan-peninggalan nenek moyang masa lampau seperti, dolmen tempat untuk memuja dan memberikan sesajen untuk para dewa-dewa.
Walaupun agama islam sudah mulai berkembang pada awal abad ke 13. Masyarakat asli Jawa, mempercayai kehidupan-kehidupani yang berbau mistik. Dunia mistik yang sudah menjadi ajaran selama ribuan tahun di pulau Jawa ini dikenal dengan nama kejawen. Kejawen merupakan suatu konsep hidup yang melingkupi lahir batin material spiritual. Menurut pandangan para ahli, definisi kejawen adalah suatu kepercayaan tentang pandangan hidup yang diwariskan dari para leluhur.
Karena kebudayaan jawa memiliki sifat yang fleksibel, maka masyarakat jawa dengan mudah merimanya. Dengan cara mengalihkan dari pandangan yang bersifat mistis berubah menjadi spritual tasawuf.

Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang terutama dianut oleh suku Jawa. Nama kejawen bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen bukanlah agama.

Penganut ajaran kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian sebagai Agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku. Ajaran kejawen tidak terpaku pada aturan yang ketat dan menekankan pada konsep keselaarasan dan keseimbangan lahir batin.

Dalam budaya Jawa pandangan hidup lazim disebut ilmu kejawen atau yang dalam kesusastraan Jawa dikenal pula sebagai Ngelmu Kesampurnan. Wejangan tentang Ngelmu Kesampurnan Jawa ini termasuk ilmu kkebatinan atau dalam filsafat Islam disebut dengan tasawuf atau sufisme. Orang Jawa sendiri menyebutkan suluk atau mistik. Sebenarnya kejawen bukan aliran agama, tetapi adat kepercayaan, karena di sana terdapat ajaran yang berdasarkan kepercayaan terhadap Tuhan dari puncak-puncak teologi Islam, Hindu dan Budha. Lebih tepat lagi mungkin disebut pandangan hidup atau filsafat hidup.

Perubahan besar pada kebudayaan jawa terjadi setelah masuknya agama Hindu-Budha yang berasal dari India berabad-abad lamanya mempengaruhi tanah Jawa. Kebudayaan India secara riil mempengaruhi dan mewarnai kebudayaan Jawa, seperti sistem kepercayaan, kesenian, kesusastraan, astronomi, mitilogi dan pengetahuan umum, yang sudah berlangsung ribuan tahun.
Kejayaaan Hindu-Budha mulai menyusut setelah kekuasaan kerajaan Majapahit berkhir dan agama Islam yang berpaham tauhid menyebar dengan munculnya kerajaan islam pertama di jawa, Kerajaan Demak. Para wali dan ulama mendominasi pembentukan karakter religiusitas orang Jawa.
 KEBUDAYAAN BALI..

  Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia  yang cukup tinggi di bidang pariwisatanya. Ibukota Provinsi Bali adalah Denpasar.
Provinsi bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata) Bali saja, namun juga terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain.
Provinsi Bali secara astronomis terletak di 8° LS dan 115° BT. Daerah ini masih memiliki iklim tropis seperti Provinsi lainnya di Indonesia.
Secara geografis provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur, dan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, samudera hindia di sebelah selatan, dan Selat Lombok di sebelah timur.
Penduduk Bali terdiri dari dua, yaitu penduduk asli Bali atau disebut juga Bali Aga (baca :bali age) dan penduduk bali keturunan Majapahit. Sedangkan kebudayaan Bali memiliki kebudayaan yang khas karena secara belum terpengaruhi oleh budaya lain.




AGAMA



 
Penduduk Bali Asli dulunya merupakan penganut kepercayaan yang percaya kepada alam, namun setelah melalui proses adaptasi dari Penduduk keturunan Majapahit, umumnya penduduk bali beragama Hindu, walaupun sekarang ini sudah banyak juga penduduk Bali yang beragama lain. Kepercayaan Hindu di Bali sedikit berbeda dengan kepercayaan Hindu yang berasala dari kerajaan Majapahit yang mulanya berawal dari India, karena kebudayaan Bali telah melalui proses adaptasi dari dua macam penduduk tersebut.


MASYARAKAT
Penduduk bali, memiliki rukun warga yang disebut Banjar yang memiliki kepala Banjar dengan sebutan Kelihan.
Masyarakat Bali yang pada umumnya beragama Hindu, memiliki beberapa adat istiadat yang khas setiap tahunnya. Seperti kebiasaan Nyepi yang diadakan tiap Tahun baru Saka.

Pada hari tersebut, tiap – tiap orang wajib untuk tidak meninggalkan rumah, beraktifitas, dan tidak boleh menyalakan perangkat elektronik lainnya.
Jika hal tersebut tidak ditaati, maka ada polisi adat yang bertugas mengurus hal – hal tersebut yang disebut pecalang.
Penduduk bali juga umumnya masih menggunakan sistem kasta dalam upacara – upacara adat, atau keagamaan.

Dimulai dari yang paling tinggi, Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra.

BAHASA
Bahasa bali terdiri dari 3 bahasa , yaitu bahasa bali alus (utama), bahasa bali madya, bahasa bali kasar(nista).
Contoh dari bahasa bali dari “makan” untuk ketiga bahasa tersebut dimulai dari yang paling halus adalah Ngiunan, Ngajeng, Medar.
Tentu saja ketiga bahasa tersebut merupakan faktor penting pembeda antara satu kasta dengan yang lainnya.
Karena, bahasa alus (utama) biasanya dipakai oleh kaum Brahmana, bahasa madya dipakai oleh Ksatria dan Waisya, dan bahasa bali kasar umumnya  dipakai oleh kaum Sudra.

KESENIAN
Kesenian tradisional bali salah satu contohnya adalah tari pendet, tari barong dan rangda, tari kecak.

                                                                        Tari Kecak


                                                                       Tari Barong



                                                                        Tari Pendet





MAKANAN KHAS
Makanan khas dari bali yang paling terkenal adalah lawar bali.
Yaotu merupakan daging mentah, darah mentah, kelapa parut , yang biasa kita jumpai di Jakarta sebagai Urap. Tetapi kalau urap adalah sayur – sayuran, kalau lawar adalah daging.
Lebih enak jika diberikan sambal.



Ondel-ondel
                                                                    Ondel-ondel

Ondel-ondel merupakan hasil dari kebudayaan Betawi yang berupa boneka besar yang tingginya mencapai sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, boneka ini dibuat dari anyaman bambu yang dibuat agar dapat dipikul dari dalam oleh orang yang membawanya. Boneka tersebut dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya. Pada wajahnya berupa topeng atau kedok yang dipakaikan ke anyaman bamboo tersebut, dengan kepala yang diberi rambut dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Jenis pertunjukan ini diduga sudah ada sebelum tersebarnya agama Islam di pulau Jawa dan juga terdapat di berbagai daerah dengan pertunjukkan yang sejenis. Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis, sedangkan di Bali dikenal dengan nama Barong Landung.
Awal mulanya pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi sebagai penolak bala dari gangguan roh halus yang mengganggu. Namun semakin lama tradisi tersebut berubah menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini di adakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat serta peresmian gedung yang baru selesai dibangun.
Disamping untuk memeriahkan arak-arakan pada masa yang lalu biasa pula mengadakan pertunjukan keliling, “Ngamen”. Terutama pada perayaan-perayaan Tahun Baru, baik masehi maupun Imlek. Sasaran pada perayaan Tahun Baru Masehi daerah Menteng, yang banyak dihuni orang-orang Kristen.Pendukung utama kesenian ondel-ondel petani yang termasuk “abangan”, khususnya yang terdapat di daerah pinggiran kota Jakarta dan sekitarnya.
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tertentu, tergantug dari asing-masing rombongan. Ada yang diiringi tanjidor, seperti rombongan ondel-ondel pimpian Gejen, kampong setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarag pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diirig Bende, “Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring, seperti rombogan ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres. Ondel-ondel betawi tersebut pada dasarnya masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah kota metropolitan Jakarta.




No comments:

Post a Comment

Text Widget

Get This Gadget

Recent Posts